Friday 24 February 2017

Cintaku, Menyapihmu (Bagian 1)

Game Level #2 10 Hari Tantangan Melatih Kemandirian Bunda Sayang BCCG
Riyadh, 19 bulan

Dalam game level 2 Perkuliahan Bunda Sayang Ibu Profesional ini yaitu Melatih kemandirian (practical Life) pada si kecil, diri sendiri dan pasangan. Sungguh tantangan yang berat tapi saya yakin bisa menaklukkannya… 💪💪 agar keluarga saya menjadi pribadi yang mandiri, cakap dan tangguh. Bismillah… 😊


Melatih kemandirian pada Riyadh (19 month) masuk dalam kategori kemandirian 0-3 tahun yaitu toilet training, makan sendiri, membereskan mainan sendiri. Saya bertarget sukses menanamkan kemandirian si kecil yaitu toilet training (2,5 tahun), membereskan mainan dan makan sendiri (3 tahun). Target menanamkan kemandirian ini tidak semata bisa menjalankan aktifitas tersebut secara mandiri, tapi sampai muncul kesadaran dan tanggung jawab melakukan aktivitas kemandirian tersebut. Sehingga tidak harus disuruh-suruh atau dipaksa menjalankannya. Semua dilakukan dengan bahagia, sadar, dan tanggung jawab. Oleh karena itu, pelatihan kemandirian itu harus dilatih dari sekarang agar bisa cepat cakap. Seperti kata pepatah, alah bisa karena biasa.


Adapun target practical Life yang paling dekat untuk si kecil selama 4 bulan ke depan adalah menyapihnya. Menghentikan pemberian ASI pada Riyadh karena sebentar lagi akan berusia 2 tahun. Oleh karena itu, perlu kesiapan mental saya dan si kecil saat perpisahan ini. Perpisahan yang tidak meninggalkan trauma psikis tapi perpisahan yang indah untuk kami berdua. Karena masa pemberian ASI ini adalah moment yang sangat indah, bonding kuat antara ibu dan anak. Dan kini siap berpisah. Oleh karena itu, saya harus belajar ikhlas dan si kecil belajar untuk siap. Siap mencari bonding, ketenangan dan kenyamanan selain dengan menyusu yang sangat tergantung pada saya. Tapi dengan melakukan aktivitas yang disukainya yaitu bermain.


Tentunya saya tidak setuju menghentikan pemberian ASI secara tiba-tiba, dengan paksa, atau mengoleskan benda asam, pedas, dan pahit, selain bisa membuat anak rewel karena terguncang psikologisnya bahkan trauma, payudara kita pun akan mengalami bengkak yang parah. Aliansi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) yang concern di bidang laktasi ini hanya menyarankan agar proses penyapihan ini dilakukan dengan menyapih anak dengan cinta Istilahnya WWL (Weaning With Love).

Ada beberapa tips dari AIMI untuk para ibu yang akan menyapih anak dengan cinta:
1. Lakukan proses menyapih secara bertahap dan perlahan: misalnya dengan mengurangi secara bertahap frekuensi menyusui. Bisa dimulai dengan mengurangi frekuensi menyusui saat siang. Baru kemudian bertahap mengurangi frekuensi menyusui di malam hari. Kata kuncinya: do not offer, do not refuse (jangan menawarkan, tetapi jangan menolak jika anak meminta)
2. Alihkan perhatian anak dan buat anak sibuk dengan berbagai kegiatan. Saat siang, keltka si anak meminta untuk menyusu alihkan perhatiannya dengan berbagai kegiatan seperti menyanyi, membaca, tertawa bersama. Kalau dia haus, biasakan untuk memberikan air putih atau jus buah. Biasanya disini peran ayah sangat dibutuhkan sebagai figur yang melengkapi sang ibu. Kalau ayah sedang ada di rumah, ayah bisa membantu untuk mengalihkan perhatian anak dari keinginan untuk menyusu pada ibunya
3. Lakukan komunikasi yang baik dengan anak. Ingat, seberapa kecil usia anak, anak tetap mengerti dan memiliki kemampuan utk mengerti kata-kata dari orang di lingkungannya.
4. Hindari menyapih saat anak sedang tidak sehat atau sedang sedih, kesal, marah. Hindari juga menyapih anak saat terjadi perubahan besar lain pada hidupnya, seperti mulai ditinggal bekerja, pindah rumah, mulai sekolah, atau ganti pengasuh.
5. Hindari menyapih anak dari menyusu ke benda lain seperti empeng, botol susu, bantal, dsb.

Kata kunci menyapih dengan cinta:
MENYAPIH SESUAI KESEPAKATAN ORANG TUA DAN ANAK, TIDAK MEMAKSA, TIDAK PASANG TARGET, TIDAK MENGGUNAKAN OLESAN-PLESAN PAHIT, TIDAK MEMBOHONGI ANAK, TIDAK MENGGUNAKAN KALIMAT-KALIMAT YANG NEGATIF DAN MENGINTIMIDASI ANAK.


Bismillah…. Semoga bisa… 😌


#hari1
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian

No comments:

Post a Comment