Wednesday 15 February 2017

Celanaku, Pendapatku



Sore hari setelah Riyadh mandi, saya pakaikan dia baju… setelah diapers, kaos dalam, dan baju dikena jugakan, si kecil menolak saat akan dipakaikan celana.


Dia menjerit ga mau memakai celana Levis setelan kaosnya.


“Shaleh… kenapa ga mau pakai celana? Dipakai ya…”


Riyadh cuma geleng-geleng kepala saja…


“Ayo dipake… malu kalo ga dicelana"


Rrrrrrrggghh….. jeritnya keras.


Ambil nafas…


Saya berusaha melakukan komunikasi 2 arah dengan Riyadh yang saat ini berusia 18 bulan, walaupun masih dijawab dengan suara babbling, mengangguk atau menggelengkan kepala saat menjawab pertanyaan.
“Riyadh ga mau pakai celana ini? Riyadh mau milih celana?”, tanya saya. Saya pun ambil 1 slot laci dari lemari pakaiannya…


“Mau yang ini?”
Nggggg geleng kepala.


“Yang ini?”
Nggggg…. Dia ambil baju.


“Itu baju sayang… bukan celana. Ambilnya yang celana aja ya…”


Sekitar 10 menit saya menunggu pilihannya mau memakai celana yang mana. Mungkin bagi orang tua yang kurang kesabarannya, akan langsung marah. Tapi seperti yang saya baca, mendengarkan pendapat anak merupakan suatu penghargaan kepada mereka dan memberikan peluang untuk mengekspresikan pendapatnya.

Karena dengan demikian, anak-anak akan merasa bahwa keberadaannya diakui oleh kedua orang tuanya sehingga bisa menumbuhkan percaya diri mereka di masa depan.


Lalu, saya teringat dengan celana pemberian neneknya..
“Shaleh… bagus nih warna biru, sama kayak Aa Hanif ya… mau?”


Lalu dia pun mengangguk… akhirnya...😊


#hari3
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

No comments:

Post a Comment