Wednesday 15 February 2017

2 Lelakiku



Inilah 2 lelaki yang sangat mewarnai hidup saya 3 tahun ini; suami dan anak kami “Iltizam Riyadh”. Betapa bahagianya berada bersama mereka. Tapi entah mereka sama bahagia atau tidaknya seperti saya. Sebab saya merasa belum jadi istri shalihah dan ibu panutan anak, terutama dalam masalah komunikasi.


Gaya komunikasi saya keras, bernada tinggi, dan ngotot. Saya bilang ini turunan dari keluarga, tapi kakak ipar saya (saya pernah adu argumen dengan istrinya (kakak saya,red) hehe ). Beliau menasehati, bahwa itu bukan turunan, hanya kebiasaan yang dibenarkan, dan mencari kambing hitam untuk membenarkan kesalahan, kalau niat berubah pasti bisa!


Akhirnya, dari sana intonasi saya mulai dilowkan sedikit, menghargai dengan siapa saya bicara, memilih kosakata yang baik, dsb. Jika dalam keadaan cooling down saya bisa, tapi jika sedang emosi dan berdebat dengan suami, saya sering melakukan verbal abuse dan membanting gelas atau apa saja yang sedang saya pegang. Untunglah dia orangnya sabar dan tidak ringan tangan, ia langsung duduk atau pergi ke ruangan lain jika perdebatan mencapai klimaksnya.


Saya sadar, saya jarang menerapkan foE/foR mu dan foE/for ku => foE/foR kita, saat komunikasi. Seringnya saya menerangkan dengan cepat dan suami harus mengerti, saat suami melakukan kesalahan maka emosi saya muncul.Tampak egois dan berdasar perasaan semata. Apakah setelah saya memuntahkan amarah lantas permasalahan selesai? Iya,mungkin saat itu saya puas. Tapi bagaimana dengan hati suami yang bisa jadi hatinya terluka? walau dia bisa mengendalikan dirinya... Bagaimana perasaan Riyadh saat mendengar perdebatan ortunya? Astagfirullah al'adziimm… 😖😖


Setelah mendapatkan materi komunikasi ini, mudah-mudahan saya makin belajar mengendalikan diri dan memilih kosakata positif dan produktif saat berkomunikasi dgn 2 kesayangan saya…


Saya harus berterima kasih kepada suami… sudah jadi contoh yang baik untuk istrinya. Maka, saat emosi, lebih baik saya lakukan Sunnah Rasulullah saw, bila berdiri maka duduk, bila duduk maka berwudhu, jika masih marah, maka shalat. Assholaatu tathmainnul quluubb… Shalatlah, niscaya hati menjadi tenang.


#hari1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip



No comments:

Post a Comment