Sunday 19 March 2017

Aliran Rasa Melatih Kemandirian

Jujur, saat mendapat tantangan kedua game bunda sayang, yakni melatih kemandirian, saya merasa disadarkan bahwa selama ini ada beberapa hal yang hilang dari kemandirian saya, yang dulu telah tertanam, dan sekarang sedikit demi sedikit menghilang. Apa itu? Keberanian melakukan sesuatu, yang menuntut kekuatan fisik seperti mengendarai sepeda motor, nguras bak mandi yang tinggi, dan bekerja di ranah publik.


Pada Juli 2011, saya terpapar virus meningitis dan mengalami radang selaput otak yang menyebabkan kelumpuhan sampai setengah badan. Alhamdulillah setelah melewati proses penyembuhan dan recovery, Agustus 2012 saya bisa kembali berjalan dan sembuh total.

Dulu sebelum sakit, saya merasa strong… aktif, berani, percaya diri, bisa melakukan apa saja yang saya inginkan, memiliki jadwal padat antara kuliah, mengajar di sekolah, dan di tempat les, bahkan PP Majalengka-Cirebon setiap hari saya jabanin. Namun, setelah sakit, saya merasa takut kalau harus ngoyo lagi seperti dulu… takut kalau jatuh sakit lagi… ngeri mengingat kesakitan yang saya alami, ngeri mengingat biaya yang dikeluarkan yang tidak sedikit. Dan Ayah adalah laki-laki yang sangat protektif, beliau yang paling cerewet dan siaga terkait kesehatan saya, dan kini suami turut mengikuti jejak langkah ayah, sama, sangat protektif.

Tapi alhamdulillah… challenge ini telah membangun awareness saya, bahwa masih banyak kemandirian yang harus dibangun kembali tentunya dengan pengukuran, dan kehati-hatian. InsyaAllah…. Tugas kemandirian ini, akan terus saya latih tidak berakhir walau tantangan game ini selesai 😊 dan sungguh bangga dan puas, saat berhasil melakukan aktivitas tersebut, YES I CAN. Tinggal beberapa lagi yang harus saya taklukkan!

Bagaimana melatih kemandirian suami? Beliau sudah sangat mandiri, bisa mengerjakan pekerjaan rumah seperti nyuci, rebus mie, goreng tempe, telor, nyetrika, belanja, dll jika saya kelelahan atau saat mudik ke rumah orang tua. Tinggal masalah menyiapkan rumah bernaung untuk keluarga kecilnya yang masih ia usahakan.

Bagaimana dengan Riyadh? InsyaAllah… di usianya yang masih 20 bulan ini, on process saya latihkan makan minum sendiri, toilet training, membereskan mainan sendiri, dan disapih. Hari ini berhasil, hari berikutnya tidak, masih banyak inkonsistensi, walaupun begitu reward berupa tepuk tangan, pelukan dan sun sayang selalu saya hadiahkan saat dia berhasil dan mau melakukan kegiatan mandiri tersebut.

Melatih kemandirian ini memerlukan waktu, kesabaran dan usaha agar hasil yang dicapai bisa memuaskan dan sesuai harapan. Terima kasih tim fasil dan teman-teman yang telah membersamai dalam tantangan ini.

#aliran rasa melatih kemandirian

No comments:

Post a Comment