Tuesday 3 March 2020

Membongkar Isi Keranjang (Tahapan kelas ulat #part7)

Jika pekan kemarin, saya bertemu dengan beberapa ulat di tempat berkemah dan saling memberi hadiah. Pekan ini saya hrus bersiap pulang dari hutan. Sebelum keluar dari hutan, saatnya membongkar apa yang saya dapet di hutan penuh makanan ini.

Mind mapku sejak tahap telur adalah sebagai berikut:

A. Saya ingin menjadi khadijah milenial, yang bisa berpenghasilan tanpa meninggalkan anak. Oleh karena itu, saya tergabung dgn "keluarga bisnis". Banyak ilmu baru yang saya dapat disana.


B. Saya ingin tetap bahagia membersamai si kecil bermain. Saya gabung dengan keluarga "Temanda".

C. Saya ingin bisa mengajar tahfiz kepada anak sejak dini dan menjadikan keluarga yang cinta Al-Qur'an. Saya pun masuk ke "keluarga pecinta Qur'an".

D. Saya ingin bisa membagi waktu antara bisnis, keluarga, dan amanah dakwah. Namun, karena takut kebanyakan teori dan informasi yang saya terima, akhirnya saya putuskan tidak masuk dulu ke "keluarga management waktu", karena yang diperlukan bagi saya ada motivasi yang kuat dan konsistensi. Buka lagi teori🙈

Refleksi:

Dari keluarga bisnis saya mendapat banyak apel segar yg mendukung dengan cita-cita/mind maping saya. Sharing ilmu bisnis, sharing pengalaman dan sharing ilmu oleh narsum tamu. Kemudian saya juga mendapat hadiah dari teman2 ulat yang camping ke saya.

Di keluarga teman bermain anak, saya dapat menemukan inspirasi ide bermain anak. Hanya saja, yang saya terima belum menjadi satu kurikulum yang utuh. Jadi informasi yang saya terima masih random. Hal ini wajar, karena kurikulum homeeducation itu dikembalikan lg kepada bunda mendesignnya akan seperti apa. Oleh karena itu, sy left dari keluarga temanda. Karena yang diperlukan oleh saya adalah menyusun terlebih dahulu kurikulum utk anak secara sederhana, target skill dan knowledge yang distimulasi, baru memilihkan bentuk kegiatannya. Ini PR banget hehe

Di keluarga pecinta Qur'an, saya belum bisa mengikuti secara dalam. Dikarenakan kebanyakan di grup tersebut para penghafal Al-Qur'an yang sudah faham teori dan istilah pada tahsin Qu'ran, teknik berhenti, mengambil nafas, mengulang, dll, yang bagi saya itu baru. Jadi belum tergambar seperti apa. Namun, ada insight yang saya bold dari keluarga tersebut adalah jika kita ingin menjadikan anak kita para pecinta Al-Qur'an, maka kita harus memberikan teladan dulu, lebih mengintensifkan interaksi dengan Al-Qur'an. Orang tuanya dulu yang cinta dan antusias pada Al-Qur'an, insyaAllah energi tersebut akan mengalir juga pada anak.

Sementara hadiah dari teman, saya dapat materi bisnis dari mbak Nurmualimah IP Bandung teman suami saya saat kuliah dan hadiah mangement emosi dari Mbak Bertha IP Cirebon.

Kendalanya dalam pengumpulan makanan ini saya belum mempraktekan ilmu yang saya dapat. Baru merangkum saja, mana informasi yang baru yang perlu saya eksekusi. Misalnya dalam hal bisnis. Sementara menyusun kurikulum anak, bentuk kegiatan, bentuk portofolio sampai alat utk pembelajarannya still on progress. Begitu juga menyusun jadwal harian saya antara bisnis online, bermain dengan anak dan mengurus rumah tanpa asisten masih dicari kandang waktu yang tepat dan cocok utk saya.

Terakhir, meskipun ini bukan masuk mind map saya, anak sy yang kecil akhir-akhir ini sulit makan, tampak kurus karena sudah disapih. Minum susu tidak, makan pun kurang, akhirnya di pekan terakhir ini saya berniat memasuki keluarga gizi seimbang dulu. Mudah2an ada link yang bisa saya akses ke jendela pengetahuan mengenai gizi.

Semoga ilmu yang kami dapat bisa bermanfaat untuk ke depannya. Aamiin

No comments:

Post a Comment