Thursday 22 September 2016

Catatan Pasca Operasi Gigi Bungsu


Rabu, 21 Sept 2016. Pukul 05.00 WIB tepat saya berangkat ke RSUD Gunung Djati. Sekitar jam 6.30an sudah nyampe dan mendapat nomer antrian 284, mudah2an bisa dipanggil sebelum jam 8.30. Ngobrol2 sesama pasien bedah mulut, seorang perempuan bilang ia dapat urutan nomer 1 karena datang jam 12 malam dan tidur di ruang antrian semalaman (rajin amat si mbak nih :D )

Sekitar jam 8-an saya dipanggil untuk mengurus administrasi lalu langsung naik ke lantai 2 untuk memberikan berkas ke ruang poli bedah mulut. Jam 09.00-an nama saya dipanggil. Saya masuk ke ruang bedah mulut dan dipersilahkan duduk di kursi dental oleh perawat. Kursi untuk operasinya sama seperti kursi dental biasa, bedanya ini dilengkapi dengan 2 monitor canggih. Saya lalu memperhatikan ruangan bedah mulut, saya jadi tahu kasus penanganan bidang bedah mulut itu meliputi tulang rahang patah, kelainan langit2 gigi, tumor di mulut, gigi tumbuh di langit2 atas, dll, ngeri juga liatnya. Subhanallah ya... coba kalo ga ada ilmu kedokteran dan individu yang menekuni nya, kasus2 semacam itu ga bisa diatasi cuma dengan simsalabim ada kadabra. Jadi suka aneh dengan orang yang anti dokter. Dikiranya dokter itu waktu sekolahnya suka ga dapat ranking, ga suka baca buku teori dengan istilah2 Inggris yg njlimet, ga kuliah dulu, ga praktek, ga magang, ga ramah saat melayani pasien, ga tau prosedur, ga punya kode etik profesi, dsb, hehe...

Duduk menunggu sendirian di ruang operasi selama 20 menit bikin saya ga tenang. Mana AC ruangannya terlalu dingin. Ah... pengen kabur...
"Mas, dokternya udah ada?", tanya saya ke seorang perawat.
"Ada mbak. Sebentar lagi ya... dokternya lagi nulis resep dulu"
"Saya izin ke belakang dulu ya...". Saya pun keluar dari ruang poli dan menghampiri suami yang duduk di ruang tunggu.
"Yah... temenin bunda di dalam, gak mau sendirian!"
"Tapi ayah katanya ga boleh masuk."
"Pas operasi yg ga boleh, tapi kalo sebelum operasinya boleh. Ayo cepat!"
Suami akhirnya ikut masuk ke ruangan. Biarlah dia melihat apa yang saya lihat, dan ikut merasakan apa yang sedang saya rasakan. Biarlah dia ada di sisi, agar tenang hati ini... hiks...

Tidak lama kemudian, dokter yang mirip artis Korea menghampiri kami. "Gimana bu, sudah siap?", tanyanya ramah.
"Kurang tau dok, disiap2in aja...hehe...", bari seuri maur.
"Bapak nya ambil obat aja ya biar ga lama nunggu", kata dokter sambil memberikan resep. Suami pun pergi keluar.

Dokter dan perawat
lalu memakai baju operasi yang ada di lemari ruang tsb. Wah... wah... bismillah...

Surgery is started!
Mula-mula saya diminta melonggarkan kerudung agar tidak ada tekanan ke pipi. Mulut serta gigi saya diolesi sesuatu. Lalu mata saya ditutup. Saya pun disuntik kebal di sebelah gusi dan pipi. Tidak lama kemudian, action! Macam2 perkakas masuk ke dalam mulut saya untuk membongkar gigi bungsu membandel. Saya hanya diminta untuk buka mulut lebar dan melemaskan lidah. Saat gusi disayat, gigi dihancurin, dan dicongkel rasanya gak sakit... cuma ngerasa ditekan-tekan aja. Apalagi saya teralihkan dengan obrolan antara dokter dan perawat yang sedang mengoprasi saya. Nah, kecuali pas ngangkat akar terakhir, rasanya rada ngilu. Dokter pun menyuntikan anastesi lagi. Lalu dokter bilang giginya sudah kaangkat semua, tinggal dijahit.

Sekitar 30 menit, operasi pun akhirnya selesai. Alhamdulillah... rasanya kliyeng-kliyeng... mulut terasa pegal, selama proses operasi mulut penuh dengan darah tapi dilarang untuk meludah, setelah operasi diizinkan untuk ditelan (ditelan lho yah.. bukan diludahkan), rasanya bikin berkunang-kunang... Dokter memberikan amoxicillin, natrium diklofenak dan obat kumur.

Setelah 1 jam, efek kebalnya habis mulai deh senut-senut... mau makan juga sakit.... tidur juga sakit... bengkak. Rasanya amazing lah... Ini hari ke-4 pasca operasi masih bengkak... Urusan Riyadh dan Rumah tangga masih dihandle suami dan Ibu mertua. Saya masih bed rest aja... kayak anjing laut leyehan di pinggir pantai :D

Saya ingat-ingat terus sabda Rosulullah saw. sebagai obat (obat hati hehe...):
"Tidaklah menimpa seorang Muslim, baik itu suatu kepayahan, sakit menahun, kegundahan, kesedihan, kesakitan, kecemasan, ataupun hanya sekedar tertusuk duri, melainkan dengan semua itu Allah swt mengalirkan dosa-dosanya." (HR. Al-Bukhori)

Yah... dinikmatin sajaaa... :) mudah-mudahan 1 minggu ini bengkaknya sembuh dan hari rabu depan bisa kontrol dan dibuka jahitannya. Sudah kangen sama bakso, mie ayam, rujak, kopi dan siomay... menu hari ini teksturnya masih kayak Riyadh usia 9 bulan, bubur lumat, jus buah, biskuit yg dicelup ke susu. Semoga 2 minggu ini dosa-dosa saya jadi berkurang. Amiiinn... :) pasca ini mudah-mudahan ga akan ada keluhan sakit gigi lagi, karena si bungsu yang bobo cantik ini udah pergi :)

No comments:

Post a Comment