Tertegun. Itulah ekspresiku saat membaca Headline Radar Cirebon kolom Town
Square (9/10), PELAJAR DIBEKALI WAWASAN KONTRA TERORISME. Perlahan aku ulang
kembali redaksi tersebut. pelajar...dibekali...wawasan...kontra terorisme.
Adalah Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
(BNPT) seperti biasa, lembaga yang selalu berkoar-koar dan menyakiti umat ini,
menyelenggarakan acara Sosialisasi Anti Terorisme Ekstrakulikuler (baca: Rohis,
DKM, LDS) tingkat SLTA di gedung D-III Perhotelan UNTAG yang dihadiri oleh 150
siswa.
Pelajar dibekali! Hup! sempurnalah langkah
mereka, pelajar akan makin takut untuk belajar Islam, takut bergabung dalam
ekstrakulikuler Rohis. Bahkan kini sekolah dengan terang-terangan melarang
"pihak luar" untuk mengisi kajian di sekolah. Sempurna!
Miris. Ketika membuka halaman berikutnya di
kolom Under Cover tepampang foto yang sangat besar, ratusan pelajar laki-laki
duduk tertunduk tanpa seragam kemeja putih mereka dikumpulkan di halaman parkir
Kantor Satuan Lantas. Aku baca judul artikel di atasnya "Tawuran
antarpelajar masih marak, HANYA UNTUK MEMPERTAHANKAN HARGA DIRI"
1 Oktober, 173 siswa dari berbagai sekolah di Cirebon terlibat tawuran. Tiga hari berikutnya SMK Nasional dan SMK 1 Cirebon bentrok. Diketahui alasan mereka dipicu karena saling ejek, "Negeri perjuangan (SMK 1 yang ada di jalan perjuangan) banci!",terus mereka bentrok,tawuran. "Daripada dilecehkan,kepalang tanggung",ujar pelaku.
MasyaAllah... sebegitu beringaskah emosi pelajar-pelajar negeri kita? mempertahankan harga diri dengan perbuatan keji, brutal, amarah, kekerasan? Apakah sekolah membekali mereka untuk jadi seorang preman?
1 Oktober, 173 siswa dari berbagai sekolah di Cirebon terlibat tawuran. Tiga hari berikutnya SMK Nasional dan SMK 1 Cirebon bentrok. Diketahui alasan mereka dipicu karena saling ejek, "Negeri perjuangan (SMK 1 yang ada di jalan perjuangan) banci!",terus mereka bentrok,tawuran. "Daripada dilecehkan,kepalang tanggung",ujar pelaku.
MasyaAllah... sebegitu beringaskah emosi pelajar-pelajar negeri kita? mempertahankan harga diri dengan perbuatan keji, brutal, amarah, kekerasan? Apakah sekolah membekali mereka untuk jadi seorang preman?
Ironis. Antara artikel yang pertama dengan
artikel berikutnya di kolom selebriti. SIAP DICAP PORNO, sebuah judul yang dipetik
dari statement seorang artis najis, Nikita Mirzani, yang kerap tampil di film
horor esek-esek dan beberapa foto hotnya beredar di dunia maya. Bila dijuluki
artis porno, dia berpendapat, "Hahaha, aku sih siap-siap aja. Kalo emang
seksi ya seksi aja sih, kalo menurut kalian aku seksi, ya udah seksi aja".
Buat dia film seks itu kebutuhan, kalo film datar aja orang pasti pada males.
Tentang foto-foto toplesnya, ia mengaku dilakukan ISENG bersama teman-temannya,
dan beberapa fotonya itu memang dia simpen di facebook.
Astagfirulah... aku tidak bisa membayangkan jika Nikita-Nikita yang lain melakukan kerusakan di muka bumi ini, imbas apa yang akan diterima para pelajar yg masih labil tersebut tanpa ada Islam dalam sanubari mereka? akan seperti apa bangsa ini jika moral generasinya bejad bahkan berpenyakit kelamin?
Astagfirulah... aku tidak bisa membayangkan jika Nikita-Nikita yang lain melakukan kerusakan di muka bumi ini, imbas apa yang akan diterima para pelajar yg masih labil tersebut tanpa ada Islam dalam sanubari mereka? akan seperti apa bangsa ini jika moral generasinya bejad bahkan berpenyakit kelamin?
Sebuah fakta pengebirian Islam yang sudah masuk
sampe ke sekolah-sekolah dengan hanya mengalokasikan waktu Cuma 90menit dalam
seminggu. Dan disusul membatasi kegiatan Rohis dengan ditanamkan ketakutan dan
kecurigaan jika ada pihak dari luar yang mengisi kajian, cukuplah dari guru
agama saja, katanya. Padahal guru agama pun yang merasa terbatas ilmu dan
kreatifitasnya butuh para alumni, butuh ustadz-ustadzah lain untuk anak-anak
didiknya terutama anak-anak Rohis. Tapi apalah, aturan sekolah yang melarang.
Departemen Pendidikan tidak mengizinkan. Pemerintah mengebiri itu.
Juga fakta masifnya serangan globalisasi yang menimpa umat akhir zaman ini.
Sewaktu acara Forum Guru PAI, yang pernah diadakan Departemen Keputrian FOUNDASI, ada seorang guru agama yang curhat. Betapa beratnya jadi guru MP-PAI di sekolah umum. Sudah mah ngajar cuma 1 1/2 jam, peminat Rohis sedikit, dan kalo ada masalah siswa terkait akhlak guru PAI nya yang disentil.
Juga fakta masifnya serangan globalisasi yang menimpa umat akhir zaman ini.
Sewaktu acara Forum Guru PAI, yang pernah diadakan Departemen Keputrian FOUNDASI, ada seorang guru agama yang curhat. Betapa beratnya jadi guru MP-PAI di sekolah umum. Sudah mah ngajar cuma 1 1/2 jam, peminat Rohis sedikit, dan kalo ada masalah siswa terkait akhlak guru PAI nya yang disentil.
Ya... ya... ibu... aku turut merasakannya. Aku juga sering
kesulitan, karena menjadi anak Rohis tentu menjadi kaki tangan Bapak/Ibu di
sekolah.
Sangat keliru, sungguh. Jika Bapak/Ibu yang duduk
di BNPT dan masyarakat yang terpengruh bualannya, jika Rohis harus dibersihkan
dari kelompok-kelompok anarkis. Aku berharap semoga Allah Yang Maha
Menyaksikan segera menghinakan otak-otak BNPT dan Densus 88, karena bukan
teroris sebenarnya yang mereka serang tapi Islam... ISLAM!! Sebuah illuminati
design.
Hinakanlah mereka ya Allah di dunia dan akhirat. Hinakanlah juga orang-orang yang merusak frame umat. Dan berilah surga bagi orang-orang yang senantiasa melakukan kebaikan. Berilah pahala surga ya Allah bagi orang shalih-shalihah yang berjuang menghidupkan Rohis.
Allahumma aamiin yaa Rabbal alamiin. (Ika Mustaqiroh)
Hinakanlah mereka ya Allah di dunia dan akhirat. Hinakanlah juga orang-orang yang merusak frame umat. Dan berilah surga bagi orang-orang yang senantiasa melakukan kebaikan. Berilah pahala surga ya Allah bagi orang shalih-shalihah yang berjuang menghidupkan Rohis.
Allahumma aamiin yaa Rabbal alamiin. (Ika Mustaqiroh)
No comments:
Post a Comment