Thursday, 27 September 2012

Fajar Berkibar

(puisiku saat terkena meningitis)

bersama langkah waktu
aku ikuti detaknya,
tak terasa
aku telah berlari
dari angka merah kisah
remuk redamnya payah
tak ada bayang bertahan
beruntung Tuhan masih disimpan

pecah semua malam
bergelimpangan
debu-debu dinding kamarku
bisa bercerita tentangku
coba saja, ajak bicara dia
pasti kau jadi bisu
lalu jangan pernah menoleh ke arahku

dari angka merah kisah yang kubulati,
ku hitung-hitung lompatan ini
masih saja takut,
gugup,
gemetaran.
akan satu pertanyaan :



"sudah ada perkembangan apa?"

"aku tak mau bicara", kataku

"bicara saja"

"harus ku jawab apa?"

"apa adanya"

"beginilah ada!", kututup telponnya

selalu



bermain dengan sunyi
berteman dengan sepi
bercengkrama bersama dini hari
bersama selalu
selalu menunggu
semburat fajar
yang berkibar-kibar



Kamarku, 24 Oktober 2011
pukul 01.30 WIB dini hari

No comments:

Post a Comment