Sunday 20 November 2016

NICE HOME WORK #5

LEARN HOW TO LEARN

Alhmdulillah materi MIP selalu mengajak para peserta berkontemplasi dalam rangka meraih kesuksesan di bidangnya. Terutama dalam NHW#5 ini, materinya tentang “Learn How To Learn”. Materi ini sangat diperlukan oleh orang tua terutama ibu dalam mengarahkan anak-anaknya dalam belajar dan membuat customized curiculum (kurikulum unik)bagi mereka. Namun, sebelum itu seorang ibu harus bisa memecahkan Learn How to Learn bagi dirinya sendiri.


Saya mau flashback sedikit tentang pengalaman belajar saya. Sejak SD – MTs saya merasakan semangat belajar, aktif di kelas, peringkat 3 besar, dan dikenal oleh guru-guru sekolah dan senang sekali membaca buku. Hampir semua mata pelajaran saya sukai dan kuasai, apalagi bahasa Indonesia dan menulis. Lalu saya diterima di SMA favorite di Majalengka. Namun, sejak semester 1 semangat belajar saya turun. Kegemaran belajar saya tergerus terutama pada mata pelajaran eksak dan bahasa Inggris. Saya kejar dengan mengikuti BIMBEL seperti teman-teman, tapi saya tetap merasa tertekan dengan pelajaran tersebut. Saat kelas XI saya memilih jurusan Bahasa karena saya menyukai pelajaran bahasa Indonesia, walaupun di sana pasti bertemu dengan bahasa Inggris dan porsi KBM nya banyak . Tapi alhmadulillah di kelas saya masuk 5 besar. Lalu setelah UN, ekonomi keluarga sedang down karena kecelakaan yang dialami orang tua. Cita-cita kuliah ke PTN favorit pun pupus. Orang tua hanya mampu menguliahkan ke PTN di daerah  bersama kakak kandung yang sedang menyusun skripsi di sana. Pada saat itu tidak ada jurusan yang saya sukai seperti Bahasa Indonesia dan Jerman, jurusannya sedikit karena itu saya memilih jurusan Bahasa Inggris saja atas saran orang tua, keluarga dan niat yg bengkok agar dianggap keren dan gaul dgn belajar bahasa asing. Ternyata, selama proses belajar itu saya tidak bisa mencintai jurusan yang saya tekuni ini. Saya tidak berani pindah jurusan seperti yang dilakukan teman-teman saya saat itu. Saya takut... saya ga berani... saya tersesat... sampai saya tidak tahu sebenarnya passion saya dimana... :`(

Di tengah-tengah kegalauan itu, saya tidak bersemangat masuk kuliah. Saya malah menyibukkan diri di klub menulis, keagamaan dan mengajar di SD, PAUD, dan Les anak. Namun, lari dari masalah ternyata tidak berefek positif, yang ada malah membuat saya semakin ketinggalan pelajaran di kelas. Akhirnya saya tidak fokus, terlalu banyak aktifitas dan beban pikiran sampai akhirnya saya jatuh sakit. Saya mengalami jerawat yang parah dan terkena virus meningitis, sehingga mengalami kelumpuhan. Selama 1 tahun saya cuti kuliah.

Setelah sembuh, saya fokus menyelesaikan studi saya yang tinggal menyusun skripsi dan mengurangi aktifitas yang banyak dan terlalu berat. Saya berjanji, setelah wisuda nanti, saya ingin hidup bahagia tanpa tekanan dan mencari passion saya. Karena dari pengalaman ini saya merasakan betul bagaimana belajar bisa menjadi beban yang sangat berat. Karena salah niat, tidak jujur terhadap diri sendiri. Ini menjadi pelajaran ke depan agar kelak saya bisa meluruskan niat belajar mereka, tidak mendominasi dan memaksakan anak-anak untuk mempelajari suatu ilmu yang sebenarnya tidak mereka sukai, dan menumbuhkan keberanian menyatakan apa yang mereka sukai dan cita-citakan! Tidak boleh seperti saya. Tidak akan lagi meratakan lembah tapi berupaya meninggikan gunung.

Setelah wisuda, saya menikah dan mempunyai anak. Saya menginstal diri kembali dan menata apa cita-cita saya sejak dulu. Ternyata... sejak kecil saya sebenarnya sangat menyukai belajar dan ingin mendirikan sebuah lembaga pendidikan seperti lembaga pendidikan, rumah belajar, pesantren atau madrasah. Yang turut andil melahirkan generasi-generasi unggul dan cemerlang. Apalagi saya punya pengalaman mengajar di SD dan PAUD serta memegang les privat. Dari sana, saya mendapati berbagai problem belajar dan attitude anak. Dari sinilah saya merasa tergerak. Alhamdulillah... bertemu dengan IIP dan mengikuti Program Matrikulasi Ibu Profesional ini sehingga langkah saya terarah.

Tahapan ilmu yang harus dikuasai oleh saya sebagai berikut :
1. Bunda Sayang (KM 0-1): Ilmu-ilmu seputar fiqh keluarga dan kepribadian Islam, hukum Rumah tangga, pengasuhan anak, pendidikan anak, pengembangan kreatifitas anak, psikologi keluarga, gizi dan nutrisi, olahraga & relaksasi keluarga, hiburan dan rekreasi Islami.
2. Bunda Cekatan (KM 1-2): Ilmu-ilmu seputar manajemen pengelolaan dan rumah tangga seperti perencanaan dan management keuangan, infrastruktur dan teknologi dalam rumah tangga, design interior, arsitektur eksterior, fashion dan perawatan pakaian, deteksi & penanganan masalah kesehatan, beladiri keluarga, perawatan pasien dan manula, dokumentasi dan informasi keluarga.
3. Bunda Produktif (KM 2-4): Ilmu-ilmu seputar minat dan bakat, kemandirian finansial seperti ilmu bisnis rumahan, bertani di lahan sempit, menulis buku.
4. Bunda Shaleha (4-5) : Ilmu tentang berbagi manfaat kepada banyak orang seperti politik ramah keluarga, dakwah di dan dari rumah, publik speaking, management yayasan/ rumah belajar (Rumah Belajar Hayatul Qulub).

Untuk 1 tahun ini (dimulai dari November 2016 s.d November 2017) akan fokus dulu di Bunda Sayang. Mudah-mudahan ada konsistensi dalam menuntut ilmu ini, sehingga tercapai apa yg dicita-citakan.

  1. Buku yg harus dibaca: Bunda Sayang, parenting NABAWIYYAH, agar Anak gila membaca, gizi dan nutrisi, dll yg dibutuhkan…
Mengalokasikan waktu 2 jam sehari. Minimal membaca 1 buku dan mereview buku tersebut 1 bulan 1 x

  1. Seminar/workshop yang harus diikuti: MIP, membuat kurikulum homeschooling, dll
Dalam 1 tahun ini minimal mengikuti
3x pelatihan parenting.

  1. Survey yang harus dilakukan: survey ke padepokan margosari, homeschooling di Cirebon, rumah dunia Gola Gong.
1 tahun ini melakukan survey ke 3 tempat tersebut.

Agar kualitas belajar saya optimal, sy harus fokus dan bukan di sisa waktu.



Semoga Allah swt memudahkan langkah menuntut ilmu ini. Amiiinn….

No comments:

Post a Comment